Janda Chinese

Janda Chinese

Janda Chinese, CeritaDewasa kali ini memberikan cerita asik karena bertemakan Janda single mom yang bodynya aduhai, simak ceritanya

Kejadian ini berlangsung sekitar 4 tahun lalu ketika aku berumur 20 tahun. Saat itu aku masih kuliah di salah satu Universitas di daerah simpang pemda. Aku berkenalan via internet dengan seorang Janda Chinese sudah berumur 35 tahun bernama Jenita,
Dia mempunyai 2 orang anak berumur 6 dan 10 tahun. Mulanya Aku hanya tertarik karena orangnya ramah dan asik diajak ngobrol dan cukup bisa mengikuti gaya anak anak muda alias lumayan trendy lah. Hampir setiap malam dia telepon ke Aku. Sampai kadang anak-anaknya ikutan bercanda lewat telepon.

Suatu saat Jenita akan ada tugas dari kantornya ke Medan dia menelepon minta tolong dijemput di Bandara KNO katanya, wah asik nih aku bisa ketemu sekalian bisa ngobrol bareng dan bercanda. Pada saat hari H dia telpon aku lagi, dia bilang dia pake baju warna pink dan celana panjang hitam.

Aku terpukai karena melihat rupa Janda Chinese

Janda Chinese

Hmm sesampainya di airport aku bingung sekali waktu aku lihat-lihat di kedatangan airport yang pakai baju pink dan celana hitam cuman ada satu orang itupun kira-kira masih sekitar kelihatannya umur 25 tahun menurutku. Aku beranikan diri untuk menyapa.

“Hmm selamat siang kak, maaf kakak yang bernama Jenita?” dengan senyum yang manis dia langsung merespons, “Apakabar Ibram”.

Aku langsung bengong karena melihat tampangnya yang masih cantik dengan badan langsing tapi berisi pada bagian yang penting tentunya.

Tiba-tiba kak Jenita langsung mencium pipiku..
“Mmmuuaachh jangan pake ibu kali.. Panggil Jenita aja!”
Wah-wah saya langsung rada gimana gitu.. He.. he..he..

Seharian aku antar dia keliling ke kantor klien-kliennya, aku tunggu sampai jam kerja usai, lalu kita makan malam dan aku antar lagi dia ke airport. Di perjalanan tiba-tiba dia minta berhenti di pinggir jalan.

Aku tanya, “Kenapa kok berhenti?”
Tanpa banyak bicara dia langsung mencium bibir ku dan membuka retsleting celana ku, penis ku langsung menegang tanpa basa-basi. Sambil mengelus-elus batangku dia bergumam.

“Hmm mantap juga batang kamu ini”
Ukuran penisku tidak terlalu besar sih sekitar 18 cm panjangnya, tapi menurut Jeniffer, “helm proyek”-nya ini bisa bikin nyesek.. He.. he.. he.. he.. Setelah puas melumat bibirku dia langsung menyedot batang kemaluanku yang dari tadi sudah menunggu hisapan mulut sexynya,

Gak ketinggalan lidahnya menjilat-jilat batang penisku, aku gak mau tinggal diam tanganku berusaha meremas dadanya yang cukup kenyal, tapi dia menepis, “Sudah deh kali ini biar Jenita yang kerja,” ya.. aku pasrah saja sambil menikmati sedotan bibirnya,
Gak lama kemudian aku serasa melayang-layang dan kepala penisku serasa makin besar akhirnya “Oughh.. ahh..” Crott!! Spermaku keluar di mulut Jenita, Dia makin gila menyedot semua batangku masuk ke mulutnya seakan gamau ada spermaku yang tersisa dari mulutnya. Kepala penisku masih berdenyut saat Jeniffer menyedotnya.

“Ahhmm enak banget batang kamu, makasih ya,” kata Jenita, sambil tersenyum dan menciumku, dia sangat suka dengan penisku, sementara aku hanya bisa diam termelongo dan masih terheran-heran melihat kebinalannya,” Ayo jalan yuk, ntar ketinggalan pesawat nih.”

Tiba-tiba Jenita protes melihat aku hanya terdiam dan membiarkan celanaku terbuka. Pada saat aku tiba di parkiran airport Jenita berkata,” Kamu masih utang ya sama aku” hmm aku hanya bisa senyum sambil kali ini aku yang mencium bibir sexy-nya. Jenita memelukku erat, kami seperti pasangan kekasih aja.

Sudah 1 bulan berlalu, kami tetap menjaga komunikasi berhubungan via telepon, hubungan kami semakin akrab, lalu aku memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk bertemu Jenita. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah, sekalian saya mengajak anaknya jalan-jalan.

Saat tiba di Jakarta aku menginap di sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Selatan. Lalu kami bertemu dan jalan-jalan bersama kedua anaknya, “Hmm udah kayak keluarga aja nih” pikirku dan Jenita terlihat makin cantik, lebih cantik dari sebelumnya.

Aku senang mendapat kesempatan menginap di rumah Janda Chinese

Sepulang dari jalan-jalan, tiba-tiba anak Jenita yang berumur 6 tahun meminta aku untuk menginap di rumahnya, agar kita bisa main PS berdua. Asik juga nih pikirku, karena memang aku juga sering main game. Aku dan Dino (anak sulung Jenita) sudah 2 jam main PS. Saat itu sudah jam 11 malam, Dino sudah mau tidur sementara Jenita masih sibuk membereskan kamar yang akan aku tiduri. Selesai main PS dengan Dino, aku langsung mandi karena sejak tadi aku belum mandi. Selesai mandi aku lihat Jenita sudah selesai beres-beres dan duduk di sofa ruang keluarga sambil nonton TV.

Cantik sekali Jenita saat itu, dengan baju tidur warna ungu, wah.. yang bikin aku deg-degan dadanya yang berukuran 34B menyembul dibalik gaunnya, dan setelah aku curi-curi pandang ternyata dia tidak memakai bra.

“Kamu masih hutang ama aku lho Ibram”, Jenita berkata begitu dengen senyum manisnya. Ya aku langsung jawab aja, “Iya deh pasti aku lunasin kok” wah kebeneran nih ngerasain vagina janda.. Hehehehe biarpun sudah umur 35-an tapi badannya sangat sexy karena memang hobbynya berenang.

“Kita sambil nonton bokep yuk Bram,” kata Jenita.
Sewaktu Jenita mengambil remot di depan TV dia rada sedikit nungging, Hmm.. pahanya terlihat mulus den belahan pantatnya terlihat sangat bersih, aku tak tahan langsung aja aku samperin dan menjilat belahan pantatnya dari belakang sampai turun ke selangkangan.

“Ahh sayangg.. Sabar dong.. Aku udah lama gak diginiin” Jenita mendesah sambil kakinya gemetaran.
Aku gendong saja ke sofa terus aku ciumin bibirnya, Jenita merespon ciumanku dengan ganasnya, “Jago juga nih ciumannya”, pikirku.

Sementara kedua tanganku mulai menyelusup ke dadanya yang sejak tadi membusung karena menahan nafas, “Oughh ahh.. Terusin sayang,” desahnya.

Tangan Jenita mulai berusaha meraih batang penisku yang sudah menegang dengan helm yang memerah,

“Eittsss ini giliranku bayar hutang” tanganku menepis tangan Jenita dengan lembut, dia hanya tersenyum. Sementara mulutku mulai menjilat-jilat puting Jenita yang berwarna pink. Jemarinya mendekap erat kepalaku, sambil mendesah dan kakinya memeluk erat pinggulku,

Jenita mendorong kepalaku ke arah vaginanya yang dari tadi cairannya membasahi dadaku. Hmm asik benar nih pikirku dalam hati. Saat aku mulai menyapukan lidahku dari bagian bawah ke atas hipnya aku merasakan cairan yang sangat nikmat yang aku impikan sejak pertama kali bertemu Jenita.

Aku hisap clitorisnya dia makin mengejang dan aku merasakan vaginanya seperti menghisap bibirku.

“ciuman ama bibir atau vagina sama enaknya nih,” pikirku. “Oughh sayangghh enak,” gumamnya.

Lidahku mulai bergerak konstan di clitorisnya semakin cepat, pantatnya bergerak naik turun mengikuti irama lidahku, tiba tiba dia berteriak histeris. “Fuck.. Ahh ahh oughh ah ahh ahh.. Ibram eghh.,” badan Jenita mengejang, tangannya menekan kepalaku ke vaginanya hingga hidung dan hampir semua wajahku basah karena cairan vaginanya.

Nafasnya tersengal-sengal dadanya makin membusung (ini pengalaman perdanaku menjalat vagina, sekarang aku suka sekali menjilat vagina sampai lawan main-ku mencapai klimaks karena jilatanku). Aku jilati terus dan aku telan semua cairan vaginanya, rasanya enak banget!!

Sementara nafas Jenita masih tersengal-sengal aku angkat kedua pahanya sehingga lobang pantatnya pas berada di bibirku. Aku jilati lagi sisa-sisa cairan yang meleleh di lobang pantat Jeniffer sambil aku teruskan jilatanku ke atas dan turun lagi berulang-ulang.

Tangan Jenita makin menekan kepalaku, aku makin menikmati permainan ini dan aku lihat kepala Jenita menegadah pertanda dia sangat menikmati jilatanku, sampai akhirnya aku berbalik lagi menjilat bagian lubang vaginanya yang masih berdenyut.

“Sayang terusinn aku hampir sampai lagi nihh,” gumamnya sambil menggerak-gerakan pantatnya. Aku makin enjoy dengan rasa vaginanya yang seperti sayur sop.. Hehehehe. Aku hisap clitorisnya sampai akhirnya dia mulai mengejang-ngejang.. “Oughh enakk sayangku..” Kuku jemarinya terasa perih di belakang leherku.

Jenita mencapai klimaks untuk kedua kalinya, tanpa menunggu-nunggu lagi aku tancapkan saja batang penisku yang dari tadi sudah menunggu untuk bersarang, Ternyata tak semudah itu, lubang vaginanya memang cukup sempit pertama kali hanya kepala penisku aja yang bisa masuk, lalu setelah aku keluarkan dan aku masukkan lagi beberapa kali akhirnya. BLESS.. “Eghh.. Enak banget Bram,” gumamnya Jenita langsung menciumi bibirku dengan penuh nafsu.

Aku mulai memompa vaginanya secara beraturan sambil menjilati puting susunya yang merah dan menegang, enak benar vagina Jenita, pikirku. Selama 15 menit aku memompa, perlahan tapi pasti vagina Jenita makin terasa makin menyempit, aku makin merasa enak.

“Ahh.. Ahh oughh” mendesah sambil tangannya mencengkeram pinggiran sofa. Tiba-tiba cengkeramannya pindah ke punggungku sambil setengah berteriak Jenita mencapai klimaks yang ketiga kalinya.

Aku pun makin bergairah di buat Janda Chinese

“Aghh ahh I LOVE THE WAY YOU F*CK ME!!” Aku makin mempercepat gerakanku.. Jenita makin menggila.

“FUCK.. FUCK.. FUCK ME.. Oughh ahh ahh,” Jenita benar meracau gak karuan, untung jarak kamar tidur dengan ruang tengah cukup jauh sehingga teriakannya tidak mengganggu tidur anaknya. Setalah Jenita menikmati sisa-sisa klimaksnya aku ciumin bibirnya dia dan dia tersenyum, “Makasih ya, hutangmu lunas, tapi kamu belum keluar sayangku,” dia berkata sambil membalikkan badannya dan kedua tangannya memegang sandaran sofa.

“Fuck me from behind,” dia mengarahkan penisku yang masih menegang ke arah lubang vaginanya yang sudah basah kuyup.
Langsung aja aku pompa vaginanya karena aku sudah gak tahan ingin cepat-cepat keluar, baru sepuluh kali keluar masuk, Jenita mendesah berat dan vaginanya berdenyut pertanda dia mencapai klimaksanya, badannya seperti kehilangan tenaga, aku tahan pantatnya sambil terus aku pompa vaginanya.

Denyutan vaginanya membuat aku merasa makin nikmat. Dengan mata sayu Jenita berkata, “Keluarin di mulutku sayangku, aku haus spermamu”.

Aku tidak memperdulikan aku tetap focus mengejar kenikmatanku sendiri sampai akhirnya aku akan mencapai puncak kenikmatan aku cabut penisku,

Dengan sigapnya Jenita meraih batang penisku dan mengocok-ngocok di dalam mulutnya. “Oughh.. Isepin penisku sayanghh ahh..” Crott!! Crott.. Crott.. Cairan spermaku meleleh di dalam mulutnya sampai keluar dari tepi bibir Jenita.

Tiba-tiba ada suara lenguhan yang cukup mengagetkanku”ahh ahh ahh oughh..,” kami berdua terkaget-kaget ketika aku lihat pembantu Jenita yang bernama Ita sudah telentang sambil mengejang di lantai, jemarinya terlihat berada di dalam vaginanya, sementara bajunya sudah tidak karuan. Ternyata dia melihat aksi aku bermain dengan Janda Chinese dari jauh lalu sambil memainkan kemaluannya sendiri sambil menyaksikan aksi kami.

 

Author: admin