Selingkuhan Bos

Selingkuhan Bos

 Bab 1 – Selingkuhan Bos – Tatapan Pertama

Selingkuhan Bos. Hari itu adalah Senin pagi yang sibuk. Katty, karyawan baru di divisi marketing, berjalan cepat menuju ruang rapat. Rambut panjangnya yang diikat sederhana bergoyang seiring langkahnya, sementara tangannya membawa tumpukan berkas. Ia berusaha menahan gugup, karena hari ini pertama kalinya ia harus presentasi langsung di depan bos besar, Rudi.

Rudi terkenal sebagai sosok yang karismatik. Di usianya yang mendekati 40, ketegasan dan kewibawaannya membuat semua orang segan. Namun, ketika Katty mengangkat kepala, matanya bertemu dengan sorot tajam Rudi yang menembus, membuat dadanya berdegup kencang.

“Katty, silakan lanjutkan presentasinya,” ucap Rudi dengan suara berat.
Seketika ruangan sunyi. Katty mencoba fokus, namun perasaan aneh itu muncul: seolah tatapan bosnya hanya tertuju padanya seorang.

Bab 2 – Panggilan Lembur

Malam itu, Katty sedang bersantai di kosannya ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Rudi masuk: “Bisa ke kantor sebentar? Ada laporan yang harus direvisi malam ini.”

Katty menatap layar lama. Ada sesuatu di pesannya yang terasa personal, meski kata-katanya biasa. Ia akhirnya memutuskan untuk berangkat. Kantor sepi saat ia tiba, hanya lampu ruangan direktur yang menyala.

Rudi duduk di balik meja, jasnya sudah dilepas, Tetapi menyisakan kemeja putih dengan beberapa kancing terbuka. Katty menelan ludah. Suasana malam itu terasa berbeda, jauh dari formalitas siang hari.

“Terima kasih sudah datang. Aku butuh orang yang bisa cepat tanggap, selain itu aku hanya percaya kamu,” ujar Rudi sambil menatapnya dalam.

Bab 3 – Selingkuhan Bos – Rahasia di Balik Pintu Tertutup

Mereka bekerja berdua di ruang kerja Rudi. Katty duduk di kursi tamu, laptop terbuka, sementara Rudi berdiri di sampingnya, memantau layar. Tiba-tiba, tangan Rudi menyentuh pundaknya, seolah untuk menunjukkan sesuatu. Sentuhan singkat, tapi cukup untuk membuat Katty gemetar.

Ia menoleh, dan jarak wajah mereka hanya sejengkal. Mata Rudi menatap dalam, seolah membaca isi hatinya. Katty buru-buru menunduk, berpura-pura fokus. Namun jantungnya berdebar kencang, tak bisa ia sembunyikan.

“Katty,” suara Rudi merendah, “kamu tahu nggak, ada sesuatu dalam dirimu yang bikin aku susah tidur?”

Katty terdiam. Kata-kata itu jelas bukan sekadar kalimat profesional.

Bab 4 – Selingkuhan Bos – Api yang Menyala

Hening mendominasi ruangan. Kemudian Rudi perlahan mendekat, menatap Katty tanpa berkedip. Katty mencoba mundur, tapi punggungnya sudah menempel ke kursi.

“Pak… ini nggak seharusnya…” suaranya bergetar.
“Tetapi kita berdua ngerasain hal yang sama, kan?” jawab Rudi tegas.

Dalam sekejap, bibir mereka bertemu. Awalnya lembut, penuh keraguan, lalu semakin dalam, penuh hasrat yang tak bisa dibendung. Katty tak percaya dirinya merespons, tetapi tubuhnya seolah tidak bisa untuk menolak.

Ciuman itu menjadi awal dari api yang membara, yang sulit dipadamkan setelahnya.

Bab 5 – Selingkuh Pertama

Malam itu, mereka pulang terpisah seolah tak terjadi apa-apa. Namun di kamar kosnya, Katty tak bisa tidur. Setiap kali memejamkan mata, yang terlintas hanyalah wajah Rudi dan rasa hangat dari ciumannya.

Sementara itu, Rudi duduk di ruang kerjanya yang kini sepi. Ia menatap meja, merasakan rasa bersalah menusuk, karena di rumah ada istri dan anak yang menunggunya. Namun di sisi lain, ada gejolak yang tak bisa ia bantah.

Ia menghela napas panjang. “Ini salah. Tapi kenapa rasanya benar?”

Bab 6 – Janji Rahasia

Hari-hari berikutnya, mereka semakin dekat. Rudi sering memanggil Katty ke ruangannya dengan alasan pekerjaan. Orang lain mungkin tak curiga, karena Rudi dikenal perfeksionis. Namun di balik pintu tertutup, selalu ada percakapan samar, sentuhan cepat, atau senyum penuh kode.

Suatu sore di parkiran, Rudi menghampiri Katty. “Kita harus hati-hati. Jangan sampai ada yang tahu.”
Katty mengangguk, meski hatinya berdebar. “Aku janji, Pak.”
Rudi tersenyum, kali ini lebih lembut. “Jangan panggil aku Pak kalau kita berdua aja. Panggil aku Rudi.”

Bab 7 – Antara Kantor dan Ranjang

Batas profesional semakin kabur. Selain itu kantor yang seharusnya tempat kerja berubah menjadi ruang penuh godaan.

Suatu sore, hujan deras turun. Katty terjebak di kantor karena tak bawa payung. Rudi menawarinya menunggu di ruang rapat kecil. Mereka mengobrol ringan, lalu tawa Katty memecah keheningan.

Entah bagaimana, tawa itu berubah menjadi canda yang semakin intim. Rudi menyentuh pipinya, lalu pelukan terjadi begitu saja. Katty terperangkap dalam pelukan hangat itu, dan sekali lagi, mereka menyalakan api yang sama seperti malam pertama.

Bab 8 – Ketahuan Hampir Terjadi

Suatu hari, mereka terlalu larut dalam obrolan di ruang kerja Rudi. Katty berdiri terlalu dekat, sementara Rudi meraih tangannya. Tiba-tiba, pintu diketuk keras.

Sekretaris masuk tanpa menunggu jawaban. Katty buru-buru mundur, hampir menjatuhkan berkas. Rudi tetap tenang, menyembunyikan ekspresi. Sekretaris hanya menyampaikan jadwal meeting, lalu keluar lagi.

Namun begitu pintu menutup, Katty menahan napas. “Gila, hampir aja…”
Rudi hanya terkekeh. “Adrenalin, Kat. Itu yang bikin hubungan kita beda.”

Bab 9 – Selingkuhan Bos – Luka dan Godaan

Waktu berjalan. Hubungan mereka semakin intens, hingga akhirnya Rudi mengajak Katty ke sebuah villa kecil di puncak. “Di sini nggak ada yang kenal kita,” katanya sambil membuka pintu villa sederhana itu.

Malam itu, semua rasa bersatu. Katty merasa benar-benar dimiliki, sementara Rudi merasakan kembali gairah yang lama hilang. Namun setelah semuanya reda, Rudi duduk termenung di balkon.

“Aku ini jahat, Kat. Aku punya keluarga. Tapi aku nggak bisa berhenti ketemu kamu.”
Katty hanya menggenggam tangannya erat. “Aku juga salah. Tapi hati kita nggak bisa disalahin, kan?”

Bab 10 – Akhir Rahasia

Hubungan itu makin sulit disembunyikan. Tatapan rekan kerja mulai penuh tanda tanya. Katty pun mulai takut, sementara Rudi semakin sering berbohong pada keluarganya.

Akhirnya, di sebuah sore di ruang kerja, Katty menatap Rudi dengan mata berkaca. “Kita harus berhenti, Rud. Sebelum semuanya hancur.”
Rudi terdiam lama, wajahnya penuh pergulatan. Ia ingin melawan, tapi logikanya tahu Katty benar.

“Aku nggak pernah nyesel kenal kamu, Kat. Kamu adalah rahasia terindahku.”
Katty tersenyum pahit, lalu memeluknya untuk terakhir kalinya.

Saat pintu ruangan terbuka, mereka kembali berperan: bos dan karyawan. Namun di hati, mereka tahu, mereka pernah lebih dari itu. Mereka pernah menjadi rahasia satu sama lain.

Author: admin