Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman

Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman

Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman, CeritaDewasa kali ini ada sebuah cerita seru dari pemuda-pemuda yang agak maniak tentang hal ini

Sebelom keceritanya menurut kalian beberapa cerita dari narasumber ini ada yang ngalamin juga ga ya?

Langsung ke inti ceritanya aja kali ya.


Dimualai dari ngobrol di tongkrongan * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

profil pembantu dayu

Disuatu sekolah daerah Medan, banyak murid bandel yang sering nongkrong.

“kau akrab banget keknya Dan sama Dayu.” Ucap Dapi teman sebaya Dani.

(Dani dan Dapi kelas 3, sedangkan Dayu masih kelas 2.)

“Soalnya kaya dia bre hehehe, baik juga lagi anaknya.” Balas Dani kala mereka sedang nongkrong di warung basecamp sekolah itu nongkrong.

Dapi yang tau kalo temennya itu tukang bohongin orang. Tertawa sambil berkata, “menang banyak lah kau.”

“jelas, tapi tujuan ku mah ada yang lain bre.” Celetuk Dani sambil menghisap rokok.

“Apa tuh?” tanya Dapi.

“Pembantu dia bagus, nah si Dayu cuman tinggal bertiga sama kakaknya yang cewe sama pembantunya.” Terang dani menjabarkan.

Dapi yang duduk disebelah dani dan tak terlalu akrab dengan Dayu pun melontarkan pertanyaan, “lah orang tuanya kemana dong?”

Mereka nongkrong di warung ada sekitar 13 orang, dan ada dayu juga sama beberapa teman angkatannya. Tapi duduk mereka tak saling berdekatan.

“Kan Dayu perantauan boy, kakaknya juga kerja balik malem. Pembantunya kek orang polos gitu tapi aku yakin sih bisa dipake hahaha.” Balas Dani.

“Ah tai omongan kau kan semua cewe juga bisa dipake.” Timpal Dapi menyangkal.

“Beneran pa pakaiannya aja masih sopan kali tuh, aku juga udah ngobrol sih sama pembantunya. Aku yakin pasti bisa di pake.” Dani meyakinkan omongannya.

“Ajak aku kalo gitu Dan kalo kau main kerumah Dayu hahahaha.” Dapi tampak ingin melihat pembantu Dayu.

“nanti ya kalo si Dayu mau.” Ujar Dani.

Doni yang bosan mengajak  Dayu nongkrong Dirumahnya * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

profil pembantu dayu

2 hari setelah itu, Dani yang bosen dirumah mengajak Dayu untuk nongkrong. Dayu pun mau.

“nongkrong dimana Dan?” tanya Dayu yang lagi dirumah.

“minum aja paten tuh dirumah mu day sambil cerita cerita.” Balas Dani yang sedang dirumah juga.

“Menarik tuh, yauda gass (kemari) lah” Ajak Dayu.

Dani : “aku ajak Dapi boleh ga day biar gak beduaan banget kita nongkrongnya kan rada bosen kalo berdua aja.”

Dayu : “ajak aja dia.”

Dani : “tapi duit ku cuman gocap aja lagi buat beli minuman, nanti juga besok bisa gak jajan ku dikantin.”

Dayu : “yaudah nanti ku yang beli minuman, deket komplek ada ko.

Dani : “emang paling paten kau Day, oke lah aku kesitu ngajak Dapi.”

Dani segera memberitahukan Dapi, dengan senang hati Dapi pun mau apalagi minuman dibeliin.

(Btw Dani ini orangnya jago ngomong dan bisa bikin orang akrab sih sama dia. Kalo ditongkrongan karakter kek Doni gini kuat kali.)

…….

Sekitar jam 8 malam, Dapi dan Dani tiba di rumah Dayu.

“Kakak mu kemana Day?” tanya Dani kala mereka bertiga duduk diruang tamu rumah Dayu.

Sambil bercanda Dayu menjawab, “bah kau malah nanyain kakak ku. kau harusnya nanya Lia dan.” (Lia itu pembantunya Dayu.)

“kalo Lia sih gausah ditanya, dia pasti ada disini nungguin kedatangan ku kan.” Timpal dani yang duduk santai melebarkan tangannya disofa dan mengangkat kedua alisnya belagu.

“anjir emang kau siapa ditungguin pembantunya Dayu hahaha.” Celetuk Dapi ikut mengobrol.

Dengan sombongnya Dani melihat Dayu, “kasih tau Dai kalo aku udah masuk ke dalam kk (kartu keluarga) mu”

Dayu tertawa dengan celetukan Dani, “iya Dap dia udah diangkat anak sama mamak ku.”

Dani menepuk paha Dapi yang berada disampingnya sambil berkata, “tuh dengerin kata dia.”

Dapi tertawa dan berkomentar, “enak juga kau Dan.”

“btw, kau tinggal sama siapa aja Day dirumah besar gini.” Sambung Dapi melirik kearah Dayu

Dayu menuturkan kalo dia tinggal bertiga sama kakaknya dan pembantunya.

Lantas Dayu mengambil minuman yang udah dibelinya mereka pun minum bertiga sambil mengobrol becanda penuh tawa.

Sebotol sudah berjalan abis.

“tenang masih ada sebotol lagi anggur.” Celetuk Dayu dan berjalan mengambil.

Dapi dan Dani berbisik, “baek kan dia.” Ujar dani

“mana pembantunya dia?” tanya Dapi.

“Dikamar kali, kalem aja nunggu moment kita.” kata Dani.

Dani menanyakan ke Dayu bahwa Lia bisa di pakai * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

Mereka minum kembali setelah Dayu membuka anggur, saat di pertengahan minum tiba tiba Dani membuka obrolan dengan pedenya. “tapi nih ya Day, pembantu mu keknya bisa dipake ya.”

Dayu yang lagi menengak minuman digelas langsung tersenyum. “gak tau dan, cobalah kalo kau mau coba.”

“Anjir.” Hanya itu respon yang keluar dari mulut Dayu.

Dani pun berdiri dari sofa membetulkan pakaiannya.

“mau ngapain kau?” tanya Dapi melihat gelagat sobatnya.

“kau gak denger tadi disuruh coba ahahahha. kau liat nih Dani beraksi.” Dengan sombongnya Dani berbicara menepuk pede dadanya.

“Aku intip ya nanti.” Balas Dapi becanda.

Dani tersenyum, “kamarnya Lia yang di atas kan Day?” Dani melihat kearah Dayu.

Dengan santainya sambil merokok Dayu membalas, “Bah kau udah sering kesini pun masih pake nanya-nanya aja.”

Dani pun berjalan gak lupa menoleh kebelakang melempar senyum kepada Dapi.

Dapi lanjut minum dengan Dayu berdua sembari mengobrol ringan seputar sekolah dan kehidupan Dayu.

……

“Liaaa ohhh Liaaa.” Dani yang sedikit mabuk mengetok kamar Lia beberapa kali

Pintu kamar pun terbuka memperlihatkan Lia yang sedang memakai tanktop putih dengan celana hotpants. “Seksi banget ni.” Komentar Dani sedikit takjub.

“ah bg Dan bisa aja, Lia kalo mau tidur emang gini pakaiannya. Ngomong2 ngapain mas Dan kesini?” tanya Lia.

(Sebelom lanjut aku mau lurusin ya, jadi Dayu tuh pindah ke Medan waktu kelas 1 SMP. Makanya dia udah lancar sama daerah sini udah gapake Bahasa daerah dia.)

“Emmmm ini ni, bosen aja ngobrol sama Dayu aj. Masa batang ketemu batang hahaha.” Canda khas Dani sambil tersenyum.

Lia tersenyum tipis mendengar celotehan Dani.

“Boleh masuk ga ni?” tanya Dani yang lagi tinggi berbau anggur dimulutnya.

“Emm boleh deh bg Don, tapi Lia haus mau ngambil minum dulu.” Balas Lia yang memang genit juga.

(Lia hanya beda 1 tahun dengan Fikri. Tapi lia putus sekolah karena gatau dengan alesan apa ya.)

“abang Dani aja yang ngambil ni.” Ucap Dani mengambil air putih dan melempar senyumnya ke Lia.

 

Dani pun masuk ke kamar Lia * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

Setelah itu mereka duduk di lantai yang beralaskan kasur tipis gitu sambil menonton tayangan tv yang disediakan oleh keluarga Dayu untuk Lia.

“matiin lampu aja ya lia silau.” Seru dani berujar.

Lia menganggukan kepala.

Dani mematikan lampu dan duduk disampingnya Lia lagi menonton tv.

……..

Tampak suasana canggung terjadi, tapi bukan Dani namanya kalo dia gabisa mencairkan suasana.

“Lia udah lama ya ikut keluarga Dayu?”

Lia : “ya pas mas Dayu tinggal di Medan.”

Dani : “gimana sih ni ceritanya bisa kerja sama Dayu?”

Lia : “ya waktu itu di kampung, bapaknya mas Dayu lagi nyari pembantu buat di Medan karena bg Dayu mau sekolah SMP di Medan. Terus yaudah tiba tiba bapak aku nyuruh aku kerumah bg Dayu.” Lia menjelaskan sambil sedikit menunduk.

Dani : “emang kamu putus sekolah dari kapan yak?” tanya Dani memperhatikan Lia dengan mata sedikit sayup efek alkohol.

Lia : “kok bg Dani tau aku putus sekolah? Pasti bg Dayu yang cerita ya.” Lia sedikit melepaskan senyumnya.

Dani hanya tersenyum seraya berkata, “iya. Aku sih yang duluan nanya sama Dayu, soalnya pas liat kamu. Aku penasaran sama wanita cantik ini.” Dani mencubit sedikit dagu Lia.

Lia menunduk tersipu malu sambil tersenyum lebar. “bisa aja bg Dani.” Dan memukul pelan pundak Dani. “ya gitu aku sekolah cuman sampe kelas 3 (SD) bapak aku utangnya banyak bg dikampung.” Lanjut Lia menjelaskan

“oalah bisa gitu ya.” Respon Dani menyimak cerita.

“bisa lah bapak aku kan suka judi.” Seru Lia membuang muka kearah tv ketika menjelaskan itu.

Sontak Dani memeluk Lia dan mengelus punggung Lia perlahan, “sabar ya yak. Semoga kamu kuat. Kamu hebat.” Dani masih memeluk Lia terlihat nafsunya sudah sedikit naik.

Lia membalas pelukan itu dengan mengalungkan tangannya dipunggung Dani, “makasih ya bg Dani.”

Dani melepaskan pelukan dan memandang wajah Lia lalu beberapa detik kemudian melayangkan ciuman tepat dibibir Lia.

Lia yang mendapat perlakuan dari Dani awalnya kaget terdiam, tapi lama kelamaan dia membalas ciuman Dani dengan melumatnya. Mereka pun beradu ciuman dan beradu lidah dengan nafsu menggebu gebu.

Asik berciuman, Dani pun melepaskan bibirnya lalu tangannya menjalar ke bagian baawah tanktop Lia untuk melepaskannya. “Lia malu bg.” Respon Lia memandang Dani.

“Sssssttttt. Gapapa ni, aku pengen banget.” Bisik Dani diatas Lia, dimana posisi Lia dibawahnya tiduran. Suara Dani pun sedikit serak.

Mereka berdua sebenarnya diawasi dari jendela sama Dapi dan Dayu. Sejenak Dayu mengajak Dapi kebawah.

“anjir edan emang dani.” Ujar Dapi yang udah duduk dilantai bawah dan meminum minuman di gelasnya.

Dayu yang merokok tersenyum, “ya namanya juga pembantu Dap.”

Dikamar Lia

Tampak Lia sudah memakai cd dan bra, mereka berciuman sambil tangan kiri dani menggerayangi toket Lia masuk dalam bh.

Suara ciuman yang berisik terdengar dikamar itu “cellpppppp celpppppp.”

Dani melepaskan ciuman dan melepaskan baju serta celana pendeknya menyisakan cd nya sambil tersenyum ke Lia yang berada dibawahnya.

Lalu Dani melepaskan bh Lia dan melepaskan cdnya. Selama Dani melepaskan bh dan cd Lia, Lia menengok kesamping tak berani melihat ke arah Dani.

Dan terpampang lah tokett Lia berukuran 34c dengan puting pink yang membuat Dani makin sange, serta bulu kemaluan di memek Lia hanya sedikit aja. Saat Dani menjamah memek Lia, memek Lia sudah basah.

Dani menurunkan wajahnya menjilati memek Lia menggunakan lidahnya. “eeeehhhhh emmmmphhhhhhh.” Dengus Lia merem dan menggenggam seprei sangat kuat saat Dani menjilat memeknya.

“Banggg Ddaniiiii ahhhhhhhhh jangannn digituin bgggg.” Lia sedikit berteriak.

Dani melepaskan jilatannya, “jangan berisik yak.” Dan lanjut naik ke toket Lia mengisap puting Lia yang pink. Kadang Dani juga sedikit menggigitnya.

“awwwwwwwww.” Ucap Lia saat Dani mengigit putingnya.

“Emmmphhh uhhhhhhh awwww.” lia bersuara ketika putingnya diisap dan memeknya dimasukin 2 jari Dani.

Setelah puas, Dani duduk diatas kasur dengan kedua lutut sebagai tumpuannya dan melepaskan cdnya dengan cepat. Lia hanya bengong tiduran melihat kearah kontol Dani yang berukuran 14 cm dengan diameter sedikit besar.

“Sepong dong yak.” Ucap Dani pelan.

Lia sedikit bangkit dan menggenggam kontol Dani dengan tangan kirinya lalu mengulumnya, “slurppppbslurrppppp.” Suara yang keluar saat Lia menghisap kontol Dani, Lia melirik kearah wajah Dani sambil tetap menyepong.

Dani hanya menikmati sambil meraba punggung Lia mengelusnya.

“Udah yak.” Ucap Dani saat Lia mengisap. Lalu Lia menghentikan aktivitasnya. Dani pun merebahkan tubuh Lia kekasur dan mengarahkan kontolnya kememek Lia dan “blessssssss.” kntol Dani masuk. “auwwwww.” Teriak Lia sedikit lalu menutup mulutnya dengan permukaan tangan kanannya.

“Plokkkkkkkkkk ppppplllllokkkkkkkk.” Suara ketika Dani menggoyang kontolnya didalam memek Lia.

Dani juga sedikit berkeringat di sekitar dahinya .

“Uhhhhh bggggg danniiiiiii peee…laaa..n bgggg.” Dengus Lia dengan suara pelannya.

Dani asik mencumbu Lia sambil meremas remas toket Lia dengan tangannyaaaa.

Lia merem nampak menikmati, “empphhhh empphhhhh.”

“mauuuu keluarrr ni.” Seru Dani yang asik bergoyang lalu beberapa detik kemudian mencabut kontolnya dan mengarahkan kontolnya ke wajah Lia dan memuntahkan cairan sperma menyempoti wajah dan area seprei.

“Ahhh bg Daniiiiii.” Lenguh Lia saat cairan Dani sudah keluar semuaaa.

“Enakk banget ni.” Komentar Dani yang duduk lemas ditepi ranjang.

Lia hanya tersenyum sambil tiduran mengelap cairan Dani dengan tengtopnya.

“kok dielapnyaa pake gituan yak?”

“Gapapa bg, aku juga yang nyuci.”

Beberapa menit kemudian setelah berpakaian Dani turun kelantai bawah. Terlihat kedua temennya itu tersenyum lebar dan Dapi bersuara, “gilak emang kau.”

Dani hanya tersenyum lalu duduk, “lo coba dong.” Dia mengambil minuman yang sisa segelas dan meminumnya.

“bolehhhh.” Tanpa basa-basi Dapi langsung berjalan keatas.

 

Dan sekarang gantian Dapi yg masuk ke kamar Lia * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

Pintu kamar Lia masih terbuka, Lia masih memakai bh dan cd aja terlihat dia sedang mengelap beberapa cairan di sekitar seprei dan “ehhhhh.”

Muncul sosok Dapi di pintu, “aku temennya Dani sama Dayu. Aku juga udah ngeliat kau sama Dani ngapain aja kok tadi.” Celoteh Dapi berjalan masuk dan duduk disampingnya Lia.

Lia hanya diam berusaha menutupi dirinya dengan tangannya sambil menunduk.

Dapi yang agresif langsung meraba tokett Lia dari luar bh berwarna hitam.

Dan memainkan tangannya menjamah mmek Lia yang terbungkus cd merah.

Mendapati perlakuan seperti itu Lia hanya terdiam menunduk sambil merem seperti takut.

Dengan cepet Dapi membuka bh dan memainkan tokett Lia sambil duduk berdampingan. Rabaan secara bergantian dari toket sebelah kiri dan kanan.

“Aku sih cuman minta disepong ni.” Ucap Dapi lalu melepaskan celana dan sempaknya masih memakai kaos.

Lia diam saja duduk.

Dapi pun berjalan dikit dan mengarahkan kontolnya dekat dengan bibir Lia.

Lia masih tak merespon.

Lalu Dapi tiduran, “isep doang daripada aku bilangin kakanya Dayu.” Dapi memberi sedikit ancaman.

Rasa malu dan sedikit takut terlihat dari raut wajah Lia yang sudah telanjang. Ia pun berjalan dan mengocok kontol Dapi malu sambil membuang muka.

“Sepong lah, aku cepet kok keluarnya.” Dengus Dapi tiduran.

Lia menuruti dan memasukkan kontol Dapi yang panjangnya sekitar 11 cm dan diameter nya juga kecil.

Lia menyepong dengan pelan kadang juga melepasnya untuk membenarkan rambutnya.

“Terussss yakk.”

“slurpppp slurrppppp.”

Dan beberapa menit kemudian Dapi mengeluarkan spermanya di mulut Lia.

Lia melepeh spermaa itu ditissue. “wueeeee.” Suara Lia seperti jijik karena gapernah ada yg mengeluarkan sperma didalam mulutnya.

Dapi membersihkan sisa peju di kontolnya dengan tissue yang tersedia dan memakai pakaian kembali.

Sebelom keluar Dapi tersenyum dan “makasih ya yak.”

Sambil memakai pakaian Lia memandang jutek ke Dapi tak menjawab ocehan Dapi.

……

“Bentar kali bre.” Ledek Dani sambil sedikit tertawa.

“Hahaha emang cepet aku ee.” Balas Dapi santai.

Mereka pun ngobrol sambil merokok.

Tiba tiba Dani, “jangan jangan kau pernah ya Day sama Lia.” Sambil tersenyum.

Dapi juga curiga, “iya nih.”

“Anjir enggalah bukan level aku.” Sangkal Dayu duduk santai menghisap rokok.

Sekitar pukul 11 malam, Dani dan Dapi pun pulang dari rumah Dayu.

Di jalan pulang, sambil beriringan dengan mengendarai motor masing masing. “jangan cerita cerita ke anak anak lain lain kau.” Ucap dani

“owala ceritain aja lah rejeki harus dibagi2.” Balas Dapi tersenyum.

Dani : “Kasian Lia gilaa.”

Dapi : “sama pembantu aja kasian, suka kau ya?”

Dani : “anjirrr engga lahhh. Yaudah sih terserah.”

Lalu mereka pun pulang kerumah masing masing.

Walaupun yang mengingatkan untuk tidak membocorkan kejadian semalam. Tapi ketika Dapi di sekolah, kabar terlalu cepat menyebar.

Dapi tau kalo sobatnya itu Dani pasti bocor mulutnya apalagi tentang cewe, behhh Dani gacornya.

“Gede gak toketnya?”

“Memeknya tembem gak?”

“Hahaha kau kenapa cepet keluar?” Beberapa pertanyaan dari teman nongkrong Dapi dan Dani. Dapi dan 3 orang lainnya sedang dikantin, nampak Dani belom terlihat.

“Bah satu satu anjim nanyanya!!” Sewot Dapi risih.

“kelen pada main dah kerumahnya, biar pada percaya.” Celetuk Dapi membenarkan cerita tersebut.

 

Lagi lagi mereka akan nongkrong dirumah Dayu * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

“ikut lagi Dap?” Dayu bertanya ketika Dapi baru tiba di warung tongkrongan.

Disana, Dani dan Tino sudah diatas motor lagi manasin motor. Ada juga Fadli dan Edo.

“Mau pada kemana?” Dapi heran mereka semua sedang mau pergi.

Si raja gombal Dani berujar, “biasa kerumah Dayu.”

Dapi membeli rokok dahulu setelah itu, “duluan lah aku mau jalan sama cewek ku.”

“yaudah.” Balas Dani.

Mereka pun berangkat Kerumah Dayu. Entah kenapa walaupun Dayu masih kelas 2 tapi dia senang bergaul dengan seniornya.

……

“ohhh itu orangnyaaa.” Sahut Fadli ketika melihat Lia lagi menaruh pakaian kotor dilantai bawah. Sejenak Lia yang melihat teman majikannya lagi pada kumpul, ia memberi senyuman sembari berjalan kembali keatas.

“Manteppp sih bodynya tapi mukanya B aja!” teriak Tino yang mengangkat kaki satunya ke sofa.

“lah kakak kau mana Day? Katanya lo tinggal bertiga?” Tanya Teddy menyulut rokok di mulutnya.

“ada tapi lagi kerja.” Pungkas singkat Dayu.

“kerja dimana?” tanya Fadli mulai kepo.

“Di bank xxxx.” Balas Dayu.

Lagi asik berbincang bincang. “Dani kemana ya?” tanya Tino celingak celinguk dari arah dapur.

Fadli : “Katanya boker?”

Edo : “lagi ngentt kali coba cek.”

Tino berjalan cepat kelantai atas kemudian turun kembali, “engga ah pembantu Dayu aja lagi jemur pakaian.”

“yaudah rayuin sekelak.” Seru Fadli tersenyum.

“gak pede aku. Minum dulu lah.” Balas Tino.

Singkat cerita mereka patungan untuk membeli minuman sekembalinya Dani ke perkumpulan.

 

Mereka pun sudah pada mabuk dan mengambil ancang ancang * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

Hari yang semakin sore, ditambah dengan hangatnya alkohol didalam tubuh para pemuda ini menjadi sange karena cerita Dani. Tino pun mengambil kudakuda stretching.

“Omak pemanasan kau, mau ikut PON kau?” canda dari Fadli terlontar.

“Lebih ke lomba renang sih dia hahahha.” Timpal Edo menambahkan.

Tiba tiba, “aku tinggal dulu ya, cewe ku didepan komplek.” Seru Dayu berdiri mengambil jaketnya.

“Bah tuan rumah masa cabut.” Kata Fadli.

“Selow lah paling makan aja aku, santai aja . Kaka ku juga jarang pulang.” Ujar Dayu bergegas ke arah motornya yang terparkir diluar rumah.

“anggap aja rumah sendiri bre!!” seraya Tino berkata.

“Enak juga sih punya rumah gini mah.” ujar Fadli

“buru, lama geraknya!” terlihat Dani mengompori temannya untuk segera beraksi ke kamar Lia.

“kawanin yok!!” minta Tino ke Fadli.

Fadli pun berdiri dan mereka berdua kelantai atas.

……

Beberapa menit kemudian, Fadli dan Tino turun kebawah sambil tertawa puas.

“Lah kocak turun lagi.” Dani menimpali melihat mereka berdua tertawa.

Fadli : “anjir tompel beringas banget. Masa pembantunya Dayu disekep.”

Edo : “lah gitu yah!”

Tino : “bukannya gitu gilak, aku baru mau meluk dia eh peler ku malah ditendang. Yauda aku bekep aja mulutnya biar dia gak ngelawan. Eh peler ku malah ditendang lagi.”

Sontak mereka semua tertawa.

“biar aku palain lah.” Tutur Dani berjalan keatas.

“ini baru pahlawan kita.” Fadli menyambar dan melihat dani melangkah kelantai atas.

…..

15 menit berlalu, Tino yang mabok parah nampak gak sabar. “buset lama juga gabisa didiemin nih.” Langsung Tino ke lantai atas.

Sesampainya diatas tino melihat kamar Lia yang tertutup rapat, hordeng menutupi jendela dan gelap juga menunjukkan suasana tempat itu.

Lalu Tino mengambil minuman, “tok… tok….” “Dan, minum nih kali kau haus.” Berulangkali Tino melakukan hal itu. Akhirnya ia capek sendiri dan turun kebawah.

……

“Siapa sih tadi ngetok ngetok.” Sapa Dani ketika di lantai bawah.

“Lo sih lama banget.” Balas Tino dengan mimik muka jengkel.

“Udah tuh gantian dah.” Dani membakar rokok.

Tino dan Fadli pun naik berbarengan.

Kali ini Lia diam saja, tampak tino menggrepe toket Lia sebelaah kanan dan Fadli mengemut puting Lia sebelah kiri.

Lia hanya merem lemas tak berdaya, sejenak Fadli yang asik mengemut puting langsung menggerayangi tokett sebelah kanan. Karena Tino membuka celana Lia dan cdnya. “crekkkkk crekkkkk.” Tino memasukkan tiga jari ke vagina Lia yang basah.

“Empphhhhh eeeemmmmnppppp.” Suara Lia kecil tak kuat akan perlakuan teman majikannya.

Tino melepaskan celana dan sempaknya. Lalu mengarahkan kontolnya ke arah mulut Lia. Fadli agak menjauh melihat tingkah tino.

“Eeeeeeee eeeeeeeee.” Suara Lia dengan tak mau membuka mulutnya dimana letak kontol Tino sangat dekat sekali berjarak 1 cm dan ditempelkan di mulut Lia.

Dengan wajah sangenya, “ni isep ni.” Ujar Tino.

Fadli yang melihat wajah Tino pun menahan tawa.

Lia masih menolak.

“isep dong Lia sayang.” Seru Tino sambil memaksa masuk kontolnya dengan menekan kepala belakang Lia.

Tapi bukannya diisep, kontol Tino malah digigit. “anjing.” Dengus Tino yang kaget akan aksi Lia.

Fadli yang gak kuat menahan tawa, berlari kecil kebawah sambil tertawa terbahak – bahak.

“Lah kenapa kau?” tanya Edo yang rebahan di sofa, sedangkan Dani sudah tertidur pulas disofa.

Belom sempet menjawab Tino turun kebawah sambil tertawa juga.

Fadli menceritakan kejadian diatas dan Edo juga ketawa. Lalu Dani terbangun dan bertanya tanya. Fadli menjelaskan lagi.

“Yaudah ke atas lagi lah.” Celetuk Dani.

“udah ga napsu.” Balas Tino tersungkur lesu di sofa.

“Biar Abang yang turun tangan.” Edo mematikan rokoknya dan berdiri membetulkan celana lalu naik keatas.

 

Ini yang seru saat Edo yang braksi * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

Diatas Lia sedang membuka hordeng, lalu mengisi air di ember kamar mandi atas. Edo mengajak Lia berkenalan.

“parah ya dua orang tadi.” Edo membuka topik obrolan memerhatikan Lia yang sedang dikamar mandi.

“ntah ah.” Balas Lia singkat karena ia melihat Edo yang ramah dan sedikit ganteng.

“Kalo pada mabok emang gitu, susah ngontrol napsu padaan..” balas Edo.

“Termasuk abang?” tanya Lia menoleh ke Edo.

Lalu Lia berjalan keluar kamar mandi dan masuk ke kamarnya.

“Jujur aku sih juga, tapi kalo cewek itu gamau ya aku gamaksa sih orangnya.” Rayu Edo sambil berdiri didepan kamar Lia.

“oh bagus lah.” Lia tiduran di kasur menonton tv.

Edo masuk kekamar Lia dan duduk dibawah.

“yak, kalo aku minta gituan. Kamu bakal nolak gak?” tanya Edo duduk diatas tepi ranjang Lia.

Lia yang masih tiduran memandang wajah Edo tidak menjawab sepatah katapun.

Melihat respon Lia, Edo mencium lembut bibir Lia.

Lia juga membalas lembut perlakuan Edo dengan melumat bibirnya.

“Boleh aku buka baju kamu?” tanya Edo mereka berjarak dekat sekali.

Lia dengan mata yang sayu mengganggukan kepala.

Edo melepas baju Lia dengan pelan selanjutnya bh kuning Lia.

Lalu memajukan tangan kirinya untuk meremas toketnya Lia dan mencium bibir Lia dengan sambil lembut. Nafas Lia yang gak teratur membuat Edo makin bernafsu. Ia pun melepas celana dan cd Lia, lalu menggosokkan tangan kanannya di permukaan mmek Lia.

“Uhhhhhh emmmmmm.”

“Emmmmmmm.”

“Ohhhhhh.”

Desah Lia ketika Edo memasukkan jarinya kedalam memeknya dan memaju mundurkan dengan perlahan.

Edo juga mengemut puting Lia secara bergantian.

“masukkkinnnnn banggg.” Dengus Lia gak tahan akan perlakuan Edoo..

Edo tersenyum dan melepas sempaknya. Lia sedikit terbelalak melihat kontol Edo yang diameternya gak gede tapi panjangnya hampir 17cm.

“bangggg tolongggggg goyangnyaaa jangan kencengggg kencenggg.” Ucap Lia ketika Edo memasukkan kontolnya dengan lembut sekali.

Edo memajumundurkan kontolnya pelan sekali. Iaa memasukkan setengah kontolnya tapi Lia tampak menikmatinya dengan merangkul leher Edo dan memejamkan mata seraya berdesahhhh “ahhhhh enakkkkkk ohhhhhh yaampunnnnn.”

“Uhhhhhhhh uhhhhhhee heeeheeeh.” Rancau Lia ketika Edo menaikan sedikit goyangan kontolnya.

Lagi asik bercumbuu tiba tiba pintu terbuka, karena Edo tak mengunci pintu hanya menutupnya.

Edo yang melihat sosok itu kaget dan menarik kontolnya lalu menggeser pantatnya kebelakang sudut ranjang.

“ohhh bagus.” Suara sosok tersebut berkata.

 

Mereka pun terpergokin sama Kak Desi (kakak si Dayu) * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman

Lia yang mengenali suara tersebut segera menoleh kedepan pintu dan kaget menutupi tubuhnya dan Lia mencari bajunya untuk memakainya. Edo juga menutupi selangkangann dengan sempak tapi belom dipakai.

“GAUSAH PAKE BAJU, SINI KALIAN BERDUA BERDIRI!!!!” teriak kakaknya Dayu marah sekali melipat kedua tangannya didadanya.

Lia dan Edo berjalan sedikit ke depan Kak Desi, Lia menundukkan kepala sambil bertelanjang. Ia menangis sambil berdiri. Terlihat Edo disampingnya memandang Lia sambil menutupi kontolnya dengan sempak.

“NGAPAIN NANGIS!!! TADI KAU NIKMATIN!!” teriak Kak Desi kembali didepan wajah Lia. Entah suara itu menggelegar sampai keluar rumah atau tidak. Tapi dengan kondisi rumah yang besar dan sepinya suasana komplek mungkin tak terdengar.

Lalu kakanya Fikri memelototi muka Edo sembari teriak, “TADI GAKK MALU LU!!!” dan menarik sempak Edo serta membuangnya ke asal aja.

“DUDUK KELEN BERDUA!!”

Mereka duduk ditepi ranjang.

“KAU PEMBANTU MANA? UDAH SEJAK KAPAN KAU SERING SAMA LIA!!!” dan “plakkkkkk.” Suara tamparan mendarat di pipi kanan Edo.

Edo mengusap pipinya sambil memasang muka kesel, “aku bukan pembantu kak. Aku temennya Dayu.” Edo berkata santai.

Seketika Edo berdiri, “saya tau saya salah, saya siap dihukum dipanggil polisi juga siap.”

Kakanya Dayu hanya diam memandang Edo dengan muka marahnya.

“OKE!! AKU TERIAK YA BIAR WARGA KESINI TERUS NYERET KELEN BERDUA KELUAR!!!” menunjuk jari telunjuknya ke arah muka Edo.

Dengan beraninya Edo menjawab, “kak maaf sebelumnya. Kita melakukan ini atas dasar suka sama suka. Dan untuk hal seperti ini, mungkin udah bukan jamannya main hakim sendiri. Kekantor polisi aja kak, itu lebih pantas.”

Tampak kakanya Dayu seperti berfikir, lalu “ngelawan mulu lo bocah. Kalian pake baju kalian, Aku tunggu dibawah.” Dia lalu bergegas turun kebawah.

Edo dan Lia memakai bajunya masing masing terlihat Lia masih tersedu sedu, air matanya tidak keluar tapi ia sedih.

Edo yang sudah berpakaian melihat Lia merenung, “kenapa diem aja yak?” Ucap Edo lalu duduk disampingnya.

Lia yang malang hanya, “aku takut dibalikin kekampung.”

Edo yang mendengar itu tak bisa berkata apa-apa dan berusaha menguatkan Lia, lalu mengajaknya turun kebawah. Tapi Lia menolaknya. “Abang aja yang turun, aku takut.” Seru Lia yang mengambil pakaian nya lalu dipakainya.

Edo memperhatikannya tapi setelah baju dipake, Lia malah memilih tiduran di ranjang dan menutupi wajahnya dengan guling sambil terisak tangis.

Dengan perasaan bersalah Edo berjalan perlahan ke arah tangga, dan baru beberapa saja melangkahi anak tangga ia mendengar suara sayup orang dimarahi dan tiba tiba hening.

Edo berjalan kebawah, ternyata disana sudah ada Dayu yang duduk dihadapan kakanya dengan mukaa lesu. Sedangkan kakanya Dayu menatap Edo dengan penuh amarah.

“MANA LIA!!!”

Edo : “takut dia kak, masih nangis dikamar.” Terang Edo menjelaskan.

“OH KAU SENIOR ADEK KU, DUDUK SITU!”

Edo duduk di samping Dayu, karena kakanya menunjuk kesitu.

“Kau ketempat Wak Syukur, ajak kesini!” perintah kakanya kepada Dayu.

“Wak Syukur kan masih kerja kak jam segini, pulang jam 9 paling.” Jawab DAyu yang melihat jam dinding masih pukul setengah 7.

“ya kau tungguin lah, perlu dikasih hukuman nih senior kek gini.” Ujar Kak Desi duduk menyilang sambil melipat tangan didada.

Dengan terpaksa Dayu mengambil kunci motor ninjanya dan berjalan keluar.

(Wak Syukur adalah saudara sekampung mereka yang tinggal di Medan juga.)

 

Oke disini kita tidak menceritakan Lia lagi melainkan Kakak Dayu (Kak Desi) * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman

Edo menundukkan kepala menunjukkan rasa bersalahnya.

“KENAPA KAU? NGERASA BERSALAH? PENGEN NANGIS?KAU TETEP HARUS DIHUKUM BIAR KAPOK.”

“iya ka.” Jawab Teddy lemas.

“KAU SIKAT TUH KAMAR MANDI SAMPE BERSIH!!”

Edo mengangguk dan bersiap berdiri.

“HEH!! ENTAR DULU”

Edo duduk kembali.

“BIAR MAKIN KAPOK AKU MAU VIDEOIN KAU, KAU BUKA CELANA SAMA BAJU KAU TERUS KAU SIKAT!!” perintah Kak Desi dengan muka tegasnya.

“jangan divideoin kak, malu.” Pinta Edo dengan muka memelas.

“KAU PILIH ITU APA KU PANGGIL WARGA!”

Pemuda itu terdiam lalu melepaskan celana serta bajunya dan berdiri dengan wajah yang nyolot tanda kalo Edo kesal dengan Kak Desi. Kemudian Edo berjalan kekamar mandi dan mengambil sikat untuk disikat lantai.

“srokkkkkk srokkkkkk.” Edo terlihat butiran butiran keringat menempel di wajahnya, diusaplah dengan tangan sambil tetap menyikat.

Ka Desi datang dan mengvideokan aktivitas Edo sambil berujar, “nihhh orang yang ngentt di rumah orang. Aduin apa gimana yak.” Ledek Kak Desi sambil tertawa.

Edo menarik nafas agar menerima keadaan.

Saat asik menyikat suara Kak Desi tak terdengar lagi.

“emmm jam 7 lewat lagi.” Ucap Edo melirik jam tangannya.

Dia duduk untuk beristirahat.

“HEH ENAK KALI KAU DUDUK.” Teriak Kak Desi yang muncul dari pintu.

Sejenak Edo mengambil sikat kembali dan lanjut.

Edo yang penasaran dan melihat Kak Desi……. * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman

Suara Kak Desi tak terdengar, Edo coba menoleh kebelakang arah pintu tapi Kak Desi masih berdiri disana. Edo kaget, pandangan Edo seketika turun ke arah dada Kak Deso. Dimana Kak Desi yang memakai kemeja hitam panjang terbuka kancingnya 3 memperlihatkan gundukan toketnya sedikit.

“HEH!! LIAT APA KAU? HA?SANGE? NGACENG?” tutur Kak Desi dengan melipat tangannya.

“eng..ga ka…” Edi tampak gugup dan melanjutkan aktivitas nya.

Beberapa menit kemudian Edo pikir Kak Desi sudah tak ada, dia menoleh lagi kearah pintu dan sangat kaget melihat Kak Desi yang hanya memakai bra krem dengan bawahan masih rok.

Edo menelan ludah melihat ukuran tokett kak Desi yang gede.

“KENAPA?NGACENG?” Kak Desi bersikap sinis.

Edo tak menjawab hanya membuang muka kembali.

“yaudah kalo gak ngaceng, ku tutup lagi.” Tutur Kak Desi yang membuat Edo menoleh kembali.

“jangan kak.” tutur Edo, Kak Desi yang memegang kemejanya berkata, “kenapa?”

“Terserah deh kak aku nyikat wc sampe jam berapa. Tapi boleh gak aku nyikat nya sambil ngeliat ke arah Kakak.” Edo berkata sambil berjongkok dengan pedenya.

Kak Desi tak menjawab hanya menyenderkan badannya ke pintu dan membuang kemejanya kebawah.

Edo lanjut menyikat sambil melihat Kak Desi yang memakai bh, beberapa kali tampak Edo gelisah dan menelan ludah. Dan tak terasa kontol Edo ngaceng membuatnya resah, karena kepala kontolnya keluar dari sempaknya. Dia pun membenarkan sempaknya agar posisi kontolnya tak terlihat.

“Udah?udah ngaceng?ha?” Kak Desi berujar dengan wajah serius.

Edo tak menjawab dan memilih menunduk sambil tetap menyikat.

Tiba tiba Kak Desi masuk kamar mandi dan “berdiri Lo!”

Edo berdiri perlahan.

Ka Desi memandangi wajah Edo sambil tangannya masuk kedalam sempak Edo meremas kntol Edo.

“Kaaa.” Lenguh Edo.

“diem.” Ucap Kak Desi.

Edo berinisiatif mendekatkan tangannya ke toket kanan Kak Desi yang masih terbungkus bra.

(Ka Desi tingginya mungkin 165 cm, dengan body-nya seperti artis boyen tapi kulit Kak Desi putih.)

“heh mau ngapain kau?” suara Kak Desi mengangetkan Edo dan menarik tangannya menjauh.

“maaf kak.” Edo menatap kebawah kontolnya masih digenggam dan dikocok oleh Kak Desi.

“kalo mau megang, ngomong dong.” Ujar Kak Desi dengan wajah datarnya.

Edo menatap wajah Kak Desi, dan “kaaa aku boleh membuka bra Kakak gak dan memainkan tangan ku di payudara Kakak?” Edo berkata sopan sambil tersenyum.

“emmm boleh gak ya? Emmm boleh lah.” Balas Kak Desi.

Edo pun langsung membuka bh Kak Desi dari belakang dan sepasang toket berukuran 36 b dengan puting coklat yang gede terlihat.

Edo meremas dan memainkan puting Kak Desi dengan pelan sekali.

Tarikan nafas Kak Desi dalam sekali dan panjang.

“kenapa kak? Sange?” tanya Edo balik menggoda.

Kak Desi diamm dan terus mengocok kontol Edo dengan tangan yang lain.

“aku boleh mengisap puting Kakak gak?” tanya Edo kembali.

“ehhmmm bo..Leh” suara Kak Desi pelan dan terserak, nafasnya juga sudah terdengar tak beraturan.

Edo memilin puting kak Desi dengan lembut dan melirik ke wajah Kak Desi. Kak Desi masih dengan muka datarnya dan menurunkan sempak Edo tetap mengocok kontolnya.

Saat asik mengisap puting sebelah kiri sedangkan tangan kanan Edi memilin puting kanan Kak Desi yang Sudah keras sekali. Tangan Kak Desi tampaak sudah tak mengocok kontol Edo lagi, “ohhhhhh plisssssss terusssss maininnn tokeeeet ku dek.” Racau Kak Desi menatap keatas dengan mata tertutup.

Edo melepaskan, Kak Desi membuka matanya. “kak aku boleh gak buka rok dan cd Kakak terus ma….” Ujar Edo yang langsung disumpal oleh bibir Kak Desi.

Mereka pun beradu ciuman, “sleerprpp ….slerrppppp.” tampak Edo melumat bibir Kak Desi dengan buas sambil tangan membuka rok Kak Desi dan diloloskan kebawah.

Kak Desi juga menjamah kntol Edo sambil mengocoknya.

Edo melepaskan bibirnya, “jangaann dikocok muluuu kak nanti cepeet keluar.” Lalu Edo menunduk dan membuka CD Kak Desi.

Terlihat memek Kak Desi dengan bulu kemaluan yang rimbun.

Kak Desi mendorong kepala Edo ke memeknya. Edo lalu menjilati mmek Kak Desi, “ohhhhhhhh uhhhhhhhhh …..”

“eiimmmmmmm.. ohhh… Jilat… Terusss….. Sayang…….” Teriak Kak Desi yang tak kuat klitorisnya dijilat Edo.

Edo melepaskan dan memasukkan dua jarinya ke memek Kak Desi lalu dikocok cepet.

“deeeee….. Emphhh……..ka…kaa….ohhhhh…”

Tiba tiba cairan keluar dari memek Kak Desi mengenai wajah Edo.

“Banyak banget ka ngencritnyaaa.”

Kak Desi yang berkeringat pun menarik badan Edo keatas dan menyepong kntol Edo dengan cepett…

“Mannnteeppp ka…..”

“Slurppppp….. Slurp……….” suara mulutKak Desi mengocok kontol Edo dan menjilat dengan lidahnya .

“plukkk….. Slurrppppp..” Kak Desi masih mengulum kontol Edo

Beberapa saat kemudian. Edo juga menyemburkan spermanya.

Kak Desi menengok keluar seperti melihat sesuatu.

“Kenapa ka?” tanya Edo yang ingin memakai sempaknya.

“Jangan dipake dulu, ayo kekamar masih jam 8 lewat.” Kak Desi mengambil pakaiannya dan menggandeng tangan Edo ke kamarnya.

 

Mereka pun lanjut dikamar sampek selesai….. * Bermain Dengan Pembantu dan Kakak Teman *

profil kakak dayu

Mereka pun lanjut satu ronde lagi dan duduk disofa kembali menunggu Wak Syukur dan Dayu kembali. Tapi yang kembali hanya Dayu aja.

“mana Wak syukur?” tanya kakaknya.

“gabisa kak, katanya mau keluar kota malem ini.” Jawab Dayu yang duduk disamping Edo.

“yaudah, kau pulang lah! Aku eneg ngeliat muka kau.” Timpal Kak Desi kembali ngomel ke Edo.

Edo dengan wajah menunduk salim dan minta maaf atas perbuatannya dengan Lia.

Lalu memacu motor satrianya meninggalkan rumah Dayu.

Begitulah ending cerita yang sangat mind blowing kan, cerita yang sangat amat membuat kepala bingung dan makin menjadi-jadi dari narasumber CeritaNakal kali ini.

 

Author: admin