aTukang Kebun Pemuasku adalah Cerita Dewasa tentang seorang perempuan yang di tinggal siaminya dan malah tertarik dengan tukang kebunnya sendiri. Tanpa basa basi langsung kita simak aja yuk ceritanya.
Perkenalkan namaku Rika wulandari, biasa dipanggil Rika. umurku 38 tahun. Aku adalah seorang guru di sebuah sma negeri di kota kecil di pinggiran jawa timur. Aku mempunyai suami bernama Irwan, umurnya 42 tahun.
Suamiku seorang pejabat teras di linkungan pemkot tempat kami tinggal. Kami memiliki 2 orang anak, seorang anak laki laki dan seroang lagi perempuan.
Anakku yang pertama bernama yulita. umurnya baru 19 tahun, dan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri di luar kota.
Sedangkan anakku yang kedua bernama Apis baru berumur 17 tahun. Saat ini kelas 12 dan sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi.
Aku adalah perempuan dengan tinggi 160 cm dan berat 50 kg. Aku memiliki tubuh yang berisi, tidak terlalu kecil dan tidak gemuk, dengan kulit kuning langsat khas wanita dari kotaku.
Ukuran payudaraku lumayan besar yaitu 36c. Meskipun sudah agak kendur setelah hamil dan menyusui kedua anakku.
Sehari-hari aku memakai baju muslim dengan jilbab lebar yang menutupi dadaku untuk mengajar dan beraktifitas di luar rumah.
Sedangkan di dalam rumah aku biasa memakai daster untuk pakaian sehari-hari.
>Rumahku berukuran cukup besar dan terletak di pinggiran kota. karena tuntutan pekerjaan, suamiku yang bekerja di dinas keungan sering pergi keluar kota, entah itu untuk kunjungan kerja maupun rapat koordinasi.
Anakku yang pertama, Yulita, pulang ke rumah hanya tiap akhir pekan jika dia tidak sibuk dengan kegiatan kampus atau tugas.
Sedangkan Apis, untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi perguruan tinggi lebih sering pulang malam karena harus mengikuti kegiatan tutorial serta bimbingan belajar yang dia ikuti. Praktis setiap hari aku lebih sering sendirian di rumah.
Pekerja ku yang akan kita ceritakan (Tukang Kebun Pemuasku)

di rumahku selain keluarga ku, ada seorang asisten rumah tangga dan tukang kebun yang merangkap penjaga rumah yang merupakan sepasang suami istri. Asisten rumah tanggaku bernama mbok minah sedangkan tukang kebunku bernama pak Ardi.
>Setiap hari mbok minah bekerja dari jam 5 pagi sampai 6 petang. mbok minah tidak tinggal di rumahku. dia setiap hari pulang pergi dari rumahnya yang tidak jauh begitu pula dengan pak Ardi. meskipun begitu ada sebuah kamar kosong untuk
pak Ardi karena sering harus menginap jika harus menjaga rumah kami.
Orang-orang di lingkungan kami menghormati keluarga kami. Terutama karena latar belakang profesi saya sebagai guru dan suami saya sebagai pejabat pemkot.
Tapi juga karena keluargaku yang selalu menjunjung nilai nilai hidup orang jawa dan agama yang kami anut. meskipun tidak terlalu fanatik, aku selalu mengajarkan anak anakku untuk berbuat baik sesuai aturan agama.
Oleh karena itu, orang sering meminta suamiku memimpin kegiatan di lingkungan kami. Begitu juga aku yang menjadi penggerak kegiatan PKK dan pengajian di tempat kami.
sebagai seorang istri dan ibu aku berusaha untuk setia kepada keluargaku. sebisa mungkin aku membawa diri dalam pergaulan di lingkungan tempat tinggalku maupun tempat kerjaku.
Aku selalu berusaha sesopan mungkin dalam bertutur, bertindak serta berpakaian. semua itu kulakukan demi menjaga keharmonisan dan keutuhan keluargaku.
Meskipun begitu tidak jarang aku mendapati tatapan laki-laki di sekitarku yang penuh nafsu pada tubuhku. ya meskipun memakai baju muslim saat di luar rumah, nyatanya tidak mampu menutupi seluruh keindahan lekuk tubuhku, terutama payudaraku.
Tubuhku seakan akan menjadi magnet bagi bapak bapak dan anak laki laki tetanggaku serta rekan rekan guru laki laki di sekolah tempatku mengajar.
Tidak terkecuali pak Ardi, lelaki berusia 52 tahun tersebut tidak jarang kupergoki sedang menatap lekat pada tubuhku. terutama saat di rumah karena aku lebih sering memakai pakaian biasa jadi seakan memberi kesempatan lebih besar untuk menikmati tubuhku.
Aku merasa tidak nyaman akan hal itu dan sudah berusaha bicara pada suamiku. tapi suamiku berkata untuk tidak berburuk sangka karena Pak Ardi sudah ikut keluarga suamiku sejak masih muda dan mengenalku hampir 20 tahun sejak aku menikah dengan suamiku. akupun berusaha menghilangkan pikiran buruk tentang Pak Ardi.
Aku berusaha melakukan berbagai hal untuk menenangkan hatiku, tapi setiap saat Pak Ardi seolah mengawasi setiap gerakanku di rumah.
Seperti saat aku merawat tanaman di halaman, aku merasa Pak Ardi mengamatiku dari balik kaca gelap jendela kamarnya yang berada tepat di samping halaman belakang rumahku, atau saat aku berjalan ke kamar mandi yang lurus dari kamarnya.
Semua hal ini justru terus menambah kecurigaanku pada perilaku Pak Ardi terhadapku. tapi semua itu mungkin juga hanya kupendam dalam perasaanku karena aku belum menemukan bukti nyata kekurang- ajaran Pak Ardi padaku. sampai suatu saat.
Awal mula cerita bejat aku dan (Tukang Kebun Pemuasku)

Sore itu setelah pulang mengajar aku segera tidur karena lelah mengampu 6 jam pelajaran untuk 3 kelas seharian tadi. aku tidur sangat lelap dan cukup lama. aku terbangun ketika mendengar gemuruh tanda akan hujan.
Aku baru ingat kalau aku belum mengangkat jemuran di belakang. Tadi siang, Mbok Minah pulang lebih awal karena merasa kurang enak badan. Segera aku bergegas bangun dari tempat tidur dan menuju halaman belakang rumah untuk mengangkat jemuran yang seharusnya sudah kering.
Ketika berjalan melewati dapur aku melihat Pak Ardi berdiri di samping tempat jemuran.
“Aku berhenti di depan jendela dapur dan memperhatikan Pak Ardi yang sedang bekerja.”
“Pertama kali aku tidak sadar karena pikiranku masih”
“belum terkumpul seluruhnya dan pandanganku”
“masih kabur setelah bangun tidur tadi. tapi setelah
kuperhatikan secara seksama, aku terkejut setengah
mati apa yang kulihat dengan kedua mataku.
Saat itu Pak Ardi tengah melakukan masturbasi dan yang lebih mengejutkanku adalah Pak Ardi menggunakan celana dalamku yang sedang di jemur untuk masturbasi.
Pak kardi membungkuskan celana dalamku pada penisnya sambil dikocok kocok dengan satu tangan. Tidak hanya itu di tangan yang lain kulihat ada bh hitam milikku yang sedang dia ciumi sambil masturbasi.
Aku hanya bisa diam mematung menyaksikan hal itu. aku tidak bisa membayangkan apa yang ada dalam pikiran Pak Ardi ketika sedang masturbasi menggunakan celana dalam dan bh milikku saat itu.
Aku hanya bisa menyaksikan detik demi detik, kocokan demi kocokan pada penisnya, serta tiap hirupan nafas pada bh-ku. aku menyaksikan semuanya yang terjadi hingga Pak Ardi sampai pada orgasmenya.
Dia menggunakan cup bh milikku yang diciuminya sedari tadi untuk menampung sperma dari penisnya. Lalu dia setelah selesai orgasme dia menggunakan celana dalamku untuk membersihkan sisa sperma di penisnya dan mengelap keringatnya.
Tidak jadi mengangkat jemuran, aku segera berlari kembali ke kamarku di lantai 2. di dalam kamar aku terus memikirkan hal yang baru saja kulihat. aku tidak bisa memikirkan apa apa hanya gambaran Pak Ardi yang sedang masturbasi yang melayang layang dalam pikiranku.
>“Aku hanya terdiam sampai ketukan di pintu kamarku mengejutkanku.”
aku segera membuka pintu dan terlihat di balik pintu Pak Ardi berdiri tepat di depan pintu kamarku.
Aku berkeringat dingin saat melihat Pak Ardi datang ke sini, tanpa tahu apa yang sedang dia lakukan.
Dengan santainya (Tukang Kebun Pemuasku) ijin pulang

Dengan tersenyum dia mengatakan mau pamit pulang karena sudah sore. segera setelah itu dia berbalik dan berjalan menuruni tangga untuk pulang. aku tidak memperdulikan yang dia katakan, dari tadi aku hanya tertunduk memandangi tonjolan celananya.
Setelah memastikan Pak Ardi pergi aku berjalan menuruni tangga dan menuju halaman belakang tempat jemuranku tadi. Aku mengambil kembali pakaian dalam yang kupakai untuk masturbasi tadi.
Terlihat di kedua cup bh ku masih ada lelehan sperma Pak Ardi sedangkan celana dalamku basah kuyup juga oleh sperma serta keringat Pak Ardi.
Tanpa kusadari aku mengambil bh tersebut dan mendekatkannya ke hidungku, aku mencoba menghirup aroma sperma segar milik Pak Ardi yang baru saja dia tumpahkan ke bh-ku. aroma sperma yang khas itu seakan menggelapkan pikiranku. menghipnotisku dan
Tangan kiriku mulai masuk kedalam dasterku, merayap di balik celana dalamku. jari jariku mulai menggosok gosok bibir vaginaku yang ternyata sudah mulai basah.
Aku semakin kuat menghirup aroma sperma itu sambil memainkan vaginaku. aku terduduk di atas rumput halaman rumahku. aku meraih celana dalamku yang berlumuran sperma dan keringat tadi dan meletakkannya di wajahku dan merebahkan tubuhku.
Aku mulai menjilati sedikit demi sedikit lelehan sperma pada bh ku. kocokan pada vaginaku semakin cepat, nafasku mulai tersengal sengal. aku merasakan sesuatu akan meledak dalam tubuhku.
Semakin besar rasa itu semakin kupercepat hingga akhirnya aku orgasme. cairan kewanitaanku membasahi tangan dan celana dalam yang kupakai.
Aku tidak menduga hanya dengan masturbasi dengan menghirup dan menjilati sperma bisa membawa orgasme sehebat itu. tanpa kusadari semenjak saat itu aku mulai ketagihan sperma Pak Ardi.
Setiap saat aku mengawasi jemuran di halaman belakang untuk menunggu Pak Ardi melakukan masturbasinya. hampir setiap hari aku masturbasi seminggu sejak kejadian itu aku selalu masturbasi dengan sperma Pak Ardi.
Sensasi sperma milik pria yang bukan suamiku mebawa sensasi tersendiri bagiku saat masturbasi. bahkan pakaian dalam bekas masturbasi itu tidak aku cuci tapi justru aku pakai setiap hari. sperma pada bh dan cd yang kupakai membawa sensasi binal saat menyentuh kulit payudara dan vaginaku.
Sejak hari itu pula kau tahu Pak Ardi sudah lama melakukan hal ini. gelagat Pak Ardi yang santai saat masturbasi menandakan bahwa dia sudah terbiasa melakukan masturbasi dengan pakaian dalamku.
Hampir ku pastikan aku pernah memakai setiap pakaian dalam yang kumiliki untuk masturbasi. Yang menjadi pikiranku, bagaimana mungkin mbok minah yang hampir tiap hari berada di rumah dan bertanggung jawab atas jemuran tidak menyadri akan hal ini.
Mungkin Pak Ardi sudah mengatur strategi dan waktu yang tepat agar istrinya tidak mengetahui perbuatannya.
Setelah hampir sebulan aku terus melakukan masturbasi dengan sperma Pak Ardi, aku mulai merasakan rasa bersalah yang perlahan tumbuh di hatiku. Aku mulai sadar apa yang kulakukan itu salah.
Semua yang kulakukan telah merusak kehormatan serta kepercayaan dari keluargaku. aku berniat untuk menghentikan semua ini. tapi sejauh aku mencoba setiap aku melihat sperma pada pakaian dalamku, nafsuku berhasil mengalahkan akal sehatku. kembali aku terjebak pada lingkaran setan yang membawa ku semakin dalam pada dosa.
Jujur aku menikmati semua ini. aku tidak bisa berhenti jika Pak Ardi masih menggunakan pakaian dalamku untuk masturbasi. aku sadar jika aku ingin menghentikan hal ini aku harus mengatasi sumber masalah ini.
Semuanya berasal dari Pak Ardi, jika Pak Ardi berhenti melakukannya maka aku yakin secara otomatis membuatku berhenti menikmati spermanya. tapi aku tidak tega melaporkannya pada suamiku, aku tidak ingin masalah ini menjadi besar.
Aku harus mencoba menyelesaikannya sendiri, dan jalan satu satunya aku harus bicara dengan Pak Ardi. ya harus bicara langsung dengan Pak Ardi.
Hari itu aku berniat ber bicara dengan (Tukang Kebun Pemuasku) dan…

Siang itu aku pulang lebih awal. segera aku mengangkat jemuran yang sudah kering terutama pakaian dalamku. aku sudah berniat untuk bicara dengan Pak Ardi. tapi pertama kali aku harus menghilangkan kesempatannya bermasturbasi dengan pakaian dalamku.
untuk Aku membawa semua pakaian dalamku ke kamar sehingga Pak Ardi tidak bisa masturbasi dengan pakaianku. itu adalah langkah awal yang kulakukan untuk menghentikan semua perbuatan dosa ini.
Aku bersiap karena sebentar lagi aku akan menemui Pak Ardi untuk membahas hal yang sebenarnya cukup memalukan bagi kami berdua.
Dengan langkah mantap aku menuju kamar Pak Ardi. Kulihat pintu kamrnya terbuka menandakan bahwa dia berada di kamarnya. Aku membulatkan tekad seiring langkahku ke kamar Pak Ardi.
Tapi ketika sampai di depan pintu kamar Pak Ardi, aku kembali melihat hal yang tidak kuduga. Dengan posisi berbaring dan celana melorot sampai lututnya. kulihat Pak Ardi sedang mengocok penis hitam miliknya.
Penis itu jauh lebih besar dari milik suamiku. Aku hanya bisa diam menatap Pak Ardi tersenyum ke arahku. Gila, dia sadar aku ada disini tapi sama sekali tidak berusaha mengehentikan maupun berusaha menutupi penis hitamnya itu.
Bahkan dia semakin mempercepat kocokannya sampai dia orgasme memuntahkan sperma putih kental di atas tempat tidurnya.
>Sadar Pak Ardi melihat ke arah aku segera berlari dari kamarnya. aku tidak percaya Pak Ardi berani melakukan masturbasi di hadapanku sendiri. bahkan dengan seakan dengan sengaja memamerkan penisnya padaku.
Aku berjalan menuju dapur untuk mengambil minum untuk mencoba menenangkan diri. saat sedang menuang air dari dispenser ke dalam gelas, tiba tiba aku merasa sepasang tangan meraba payudaraku dari belakang.
“Hampir saja gelas berisi air yang akan kuminum”
“jatuh ke lantai. ketika menoleh aku terkejut melihat
ternyata Pak Ardi sudah ada di belakangku.”
Aku berusaha meronta untuk melepaskan diri dari pelukan Pak Ardi. tapi semakin kuat aku meronta, semakin kuat pula dekapan Pak Ardi padaku. remasan tangan Pak Ardi pada payudaraku membuat pikiran ku untuk memberontak semakin tidak fokus.
Tangan kekar Pak Ardi dengan kasar meremas remas kedua buah dadaku. sesekali Pak Ardi menarik narik dan memilin pentil ku dari luar bh. aku semakin mengendurkan perlawananku karena payudaraku adalah salah satu bagian tubuhku yang paling sensitif.
Hembusan nafas Pak Ardi yang mengenai bagian belakang leherku semakin menambah rangsangan pada tubuhku. aku mulai larut dalam alunan nafsu Pak Ardi, yang sedikit demi sedikit mulai mengambil alih kesadaran ku atas tubuhku.
>Selesai dengan payudaraku salah satu tangan Pak Ardi mulai merayap ke bawah perutku. tangan hitam kasar itu mulai mengelus selangkanganku dari luar. elus
Aku yang saat itu memakai daster terusan lengan pendek tidak kuasa menahan serangan serangan dari Pak Ardi. Pak Ardi lalu mulai mengangkat bagian bawah dasterku hingga sebatas pinggul.
Tangannya yang dari tadi bermain main di luar kini mulai menyelinap masuk ke dalam celana dalamku. jari jarinya memainkan bibir vaginaku serta klitorisku. aku hanya bisa menikamti perlakuan Pak Ardi padaku.
>Mataku terlalu menikmati setiap gosokan pada vaginaku, sampai sampai aku tidak sadar kancing dasterku sudah terlepas semua hanya menyisakan bh yang masih menutupi payudara besar milikku.
Jari jari Pak Ardi mulai menusuk nusuk vaginaku. vaginaku yang sudah sangat basah akibat rangsangan tadi semakin memudahkan Pak Ardi melancarkan aksinya.
Saat tangan kirinya berada di vaginaku, tangan kanannya mengeluarkan buah dadaku dari dalam bh tanpa membukanya terlebih dahulu. jari kasar Pak Ardi menarik narik dan menjepit pentilku.
Aku semakin terbuai oleh kenikmatan yang diberikannya padaku apalagi kini jari jari tangannya sudah mengocok vaginaku secara kasar. Nafasku memburu dan badanku bergetar hebat, aku hampir mencapai orgasmeku.
Saat itu (Tukang Kebun Pemuasku) malah berhenti dan aku merasa di gantung

Sampai akhirnya tiba tiba Pak Ardi menghentikan semua perbuatannya. Dia hanya tersenyum lalu pergi meninggalkanku. Aku bingung apa yang terjadi berusaha membenahi pakaian ku dan segera kemabali ke kamar.
Sejak saat itu aku semakin bingung dengan keadaanku. Di satu sisi, Pak Ardi sudah melecehkanku, Tapi di sisi lain aku justru menikmati setiap sentuhannya. Bahkan merasa kecewa ketika dia berhenti saat aku hampir mencapai puncak kenikmatan.
Saat itu aku terpaksa menahan nafsuku tanpa pelampiasan karena suamiku tidak sedang di rumah. Kadang hatiku kecilku berharap bahwa Pak Ardi akan datang kembali untuk menuntaskan nafsuku.
Sebenarnya aku ingin melaporkan hal ini pada suamiku tapi entah kenapa aku tidak pernah melakukannya.
Setiap hari aku bertemu Pak Ardi membuatku merasa canggung. Kejadian hari itu telah merubah cara pandangku padanya. Di balik senyum Pak Ardi di depanku dan keluarga tersembunyi kilatan nafsu yang besar. Terlihat dari tatapan matanya yang kini sudah terang terangan memandangiku.
Hal ini diperparah dengan fakta bahwa gambaran penis hitam berurat Pak Ardi selalu melayang dalam pikiranku. Nafsuku semakin menjadi jadi tapi suamiku tidak ada untuk memuaskan nafsuku.
Aku pernah mencoba bermasturbasi sendiri tapi apa yang kudapatkan jauh berbeda dari apa yang diberikan Pak Ardi. Aku terus mencoba menahan nafsu ku tapi semakin kutahan kurasakan nafsu semakin meledak ledak.
Hingga akhirnya pada malam hari itu, saat itu sedang hujan deras. aku dirumah sendirian karena Apis dan suamiku belum pulang. Dari dalam kamarku terlihat lampu kamar Pak Ardi menyala..
Aku melangkah ragu menuruni tangga menuju lantai satu. Tanpa kuperintah kaki ku melangkah membawaku menuju kamar Pak Ardi. Sesampainya di kamar Pak Ardi, kulihat Pak Ardi sedang tidur.
Aku mendekatinya pelan lalu berjongkok di samping tempat tidurnya, aku mulai mengelus tonjolan di selangkangan Pak Ardi dari luar celana.
Aku menghirup bau yang tidak asing, bau sperma yang selama ini di tumpahkan pada pakaian dalamku,ku mengelus elus tonjolan itu dengan lembut sehingga tidak membangunkan Pak Ardi.
Setelah kuelus, tonjolan di celananya semakin besar dan terlihat ingin keluar dari celana. Dengan gemetar ku pelorotkan celananya, sampai penis hitam milik Pak Ardi mengacung tegak dihadapanku.
Aku mendekatkan mulutku pada ujung kepala penis itu dan mulai menjilatinya. Sedikit demi sedikit aku mulai mengulum penis itu. Aku memaju mundurkan kepalaku dan menghisap penis itu pelan pelan.
Sambil mengulum penis Pak Ardi tanganku menggosok vaginaku dari dalam celana. Aku sangat menikamti hal itu sampai sampai aku tidak sadar saat tangan Pak Ardi memegangi kepalaku.
Ternyata (Tukang Kebun Pemuasku) sudah bangun

Ternyata Pak Ardi sudah bangun, dia hanya menatapku tanpa ekspresi. Aku berusaha menjauh tapi tangannya lebih sigap menarikku. Aku ditarik ke atas tempat tidur dan dibaringkan diatasnya, sekarang posisi berada dibawah Pak Ardi.
Pak Ardi lalu memelorotkan rok bawahan daster yang kupakai dan membuka celana dalamku. Setelah itu dia membuka kancing baju dan bh ku, dikeluarkannya buah dadaku dari bukaan di bagian depan bajuku.
Tanpa aba aba dia lalu mencaplok pentil payudaraku, dikulumnya pelan sambil di hisap hisap serta digigit lebut. Semua itu dilakukan berulang ulang pada kedua payudaraku.
Aku sangat menikamati perlakuan itu. Hingga tanpa kusadari celana dalamku sudah tidak pada tempatnya.
>Pak Ardi mengarahkan penisnya ke vaginaku. vaginaku yang sudah sangat terangsang sampai sampai cairan kewanitaanku membashi celana dalamku. pelan pelan Pak memasukin penisnya.
Meskipun sudah sempit lagi tapi karena ukuran
penis yang besar vagina terasa sangat sesak.
panasnya penis Pak Ardi semakin membuat cairan
kewanitaanku keluar dan memudahkan jalan
masuknya penis itu.
Setelah masuk seluruhnya Pak Ardi mendiamkannya dulu, aku merasa vaginaku terasa penuh diasuki penis Pak Ardi. Penis itu sangat besar jauh lebih besar dari milik suamiku.
Pak Ardi mulai mengocok penisnya dalam vaginaku. Semakin lama kocokannya makin cepat dan liar. Sambil menggenjotiku, Pak Ardi kembali memainkan buah dadaku.
Salah satu buah dadaku dikulum dalam mulutnya dan yang lain dia mainkan pentilnya dengan jari jari tangannya.
pentilku yang dalam keadaan biasa sudah besar semakin bertambah besar saat terangsang sampai seukuran ibu jari orang dewasa. Hal ini semakin memudahkan Pak Ardi memainkan payudaraku.
Setelah 5 menit digenjot aku sampai pada orgasme pertamaku, tubuhku menegang seperti dialiri listrik. Tapi Pak Ardi belum menandakan orgasme bahkan genjotanya semakin liar dan kasar..
selama hampir 30 menit aku terus menerus digenjot Pak Ardi, selama itu aku mendapatkan 4 orgasme beruntun. Yang sebelumnya belum pernah aku dapatkan dari suamiku. Dalam hati ku berkata “emamang puas banget si aku, dan nama yang cocok untuknya adalah Tukang Kebun Pemuasku”
Aku dan (Tukang Kebun Pemuasku) akan organisme barengan

Genjotan Pak Ardi semakin tidak beraturan dan tangannya meremas remas buah dadku dengan kasar. Nafasnya memburu seperti kuda, keringatnya menetes membasahi tubuh hitamnya.
5 menit kemudian genjotan Pak Ardi semakin cepat hingga akhirnya tubuhnya menegang bersama orgasmeku yang kelima. Dia menyemprotkan sperma putih panas nan kental dalam rahimku.
Aku berusaha memintanya mengeluarkannya di luar. Tapi karena terlalu lelah setelah mendapat 5 orgasme beruntun membuatku tidak berdaya melakukan apa apa.
semenjak saat itu kehidupanku berubah. Aku yang dulunya wanita terhormat yang setia kini telah jatuh dalam dekapan tukang kebunku layaknya wanita murahan. Hampir setiap ada kesempatan aku meminta Pak Ardi untuk menyetubuhiku.
Aku sudah kecanduan penis hitam berurat milik Pak Ardi. Aku tidak bisa melewati sehari pun tanpa di temani sodokan sodokan nikmat Pak Ardi pada vaginaku. Nafsuku semakin besar. Seiring perselingkuhanku dengan tukang kebunku di rumahku sendiri.
>Aku berusaha sebisa mungkin menyembunyikan dengan rapat rapat hubunganku dengan Pak Ardi dari keluargku.
suamiku yang jarang pulang dan memuaskanku sekarang tidak masalah bagiku karena selalu ada Pak Ardi yang selalu bersedia memuaskanku. di depan keluarga ku sikap ku dan Pak Ardi biasa saja tapi setelah mereka tidak di rumah.
Pak Ardi menjadi pemiliki baru dari tubuhku. Pak Ardi meskipun sudah berumur tapi pengetahuan seksnya sangat luas. Tidak seperti suamiku yang asal sodok dan minim variasi. Selama berhubungan dengan Pak Ardi aku mendpatkan kenikamtan yang lebih besar dari yang kudapat selam 20 tahun perkawinanku.
Pak Ardi semakin sering bermalam di rumahku terutama saat aku sendirian. Dengan pekerjaanya sebagai tukan kebun sekaligus penjaga membuat hubungan kami aman dari tetangga sekitar.
Jika sedang berdua saja dengan Pak Ardi kegiatan kami hanya berhubungan seks. Pernah suatu pagi sat sedang bersiap mengajar, di ruang makan tiba tiba Pak Ardi memelukku dari belakang.
Disibakkan rok dan celana dalamku, lalu langsung aku disodok dari belakang dengan pakaianku masih lengkap dengan jilbabku. Pak Ardi menyutubuhi dari bealakang dan aku bersandar pada meja makan.
Seperti biasa Pak Ardi keluar di dalam dan karena sudah mepet. Aku berangkat mengajar dengan sperma Pak Ardi masih meleleh dari vaginaku. Selama berhubungan dengan Pak Ardi kami selalu melakukannya di kamarku setiap berhubungan intim. Bahkan jika malam hari saat suamiku tidak ada Pak Ardi selalu tidur bersama ku layaknya suamiku sendiri.
Jika sedang bosan di kamar Pak Ardi selalu mengajakku berhubungan intim di spot spot rumah kami. Ruang tamu, ruang keluarga, dapur kamar mandi. Tidak terlewat kamar tidur anak anakku. Pernah kami jadikan arena pemuasan nafsu kami.
>Bahkan pernah Pak Ardi menyetubuhiku di halaman belakang saat malam hari, karena tembok belakang rumahku cukup tinggi aku tidak khawatir tetanggaku memergokiku disetubuhi Tukang Kebun Pemuasku. Dan sekian dari cerita (Tukang Kebun Pemuasku). Semoga kalian ngecroot…. ahk… ahk…








